TEMUAN TRADISI MEGALITIK DI PULAU PANDAN KENDARI

Main Article Content

Amaluddin Sope Nurtalib
Suryanto

Abstract

Tulisan ini mengangkat topik ciri tradisi megalitik yang ada pada situs makam-makam kuno Pulau Pandan Kendari. Tulisan ini mempunyai maksud untuk mengetahui fungsi menhir dan kontinuitasnya sampai masa kini dan ciri tradisi megalitik yang terdapat di situs ini selain menhir. Penelitian ini dibangun berdasarkan kerangka penalaran induktif dengan sifat penelitian deskriptif. Penelitian dilakukan dengan teknik survei dengan didukung data pustaka. Hasil analisis terhadap seluruh potensi data arkeologis yang diidentifikasi disitus ini menunjukan bahwa, 39 makam kuno yang berorientasi utara-selatan ini memiliki ciri tradisi megalitik yang pada situs makam-makam kuno tersebut; (a) menhir sebagai tanda kubur, (b) jirat dari batu alam disusun membentuk gunungan, (c) penempatan makam leluhur Kerajaan Laiwoi yang paling tinggi dan lokasinya ditengah-tengah situs. Dalam tradisi megalitik, penempatan makam kuno yang demikian berkaitan dengan tokoh yang dihormati dan memiliki status sosial tinggi. Penggunaan batu alam sebagai jirat, berkaitan dengan perwujudan simbol alam semesta. Sedangkan menhir merupakan unsur penting dalam tradisi megalitik yang bersifat simbolis dan erat kaitannya dengan kultus nenek moyang. Hal ini sesuai dengan fungsi menhir sebagai penanda kubur pada masa pra-Islam. Menhir beserta ciri tradisi megalitik yang ditemukan disitus ini, selain merupakan bentuk toleransi, juga bentuk kontinuitas tradisi megalitik dalam kehidupan masyarakat pendukungnya.

Article Details

How to Cite
Nurtalib, A. S., & Suryanto. (2021). TEMUAN TRADISI MEGALITIK DI PULAU PANDAN KENDARI . Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat, 13(2), 133-146. https://doi.org/10.24832/papua.v13i2.307
Section
Articles

References

Anonim. 2012. Laporan Penelitian Jejak-Jejak Sejarah Kebudayaan Sulawesi Tenggara Daratan. Balar Makassar. Tidak terbit.

Asmar, Teguh. 1975. Megalitik di Indonesia ciri dan problemnya. Buletin Yayasan Perpustakaan Nasional Jakarta, 7, Hlm 19-28.

Ambary, Hasan Muarif. 1991. Makam-Makam Kesultanan Dan Parawali Penyebar Islam Di Pulau Jawa. Aspek-Aspek Arkeologi Indonesia, No. 12. Hlm.1-22.

Duli, Akin. 2008. Bentuk Dan Peranan Budaya Megalitik Pada Beberapa Situs Di Kabupaten Bantaeng. WalennaE, X (14), 19-43.

Gofur, Endra Adiwinata. 2008. Aspek Tradisi Megalitik Dalam Upacara Ngalaksa Di Situs Gunung Ageung, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat (Studi Etnoarkeologi). Skripsi: FIB UGM. Yogyakarta.

Hasanuddin. 2015. Kebudayaan Megalitik Di Sulawesi Selatan Dan Hubungannya Dengan Asia Tenggara. Disertasi. Universiti Sains Malaysia.

Hasanuddin. 2016. Nilai-Nilai Sosial Dan Religi Dalam Tradisi Megalitik Di Sulawesi Selatan. Kapata Arkeologi, Vol. 12 (2), 191-198.

Indriastuti, Kristantina. 2004. Pemukiman Megalitik Di Provinsi Bengkulu. Berita Penelitian Arkeologi, No. 11. Hlm. 1-56.

Kusumawati. 2010. Sumba Pusat Tradisi Megalitik Berlanjut Di Indonesia Timur. Forum Arkeologi, (1), 192-213.

Laili, Nurul. 2013. Masyarakat Pendukung Tradisi Megalitik: Penghuni Awal Situs Tanjungraya, Kecamatan Sukau, Lampung Barat. Purbawidya, 2 (1) 95-104.

Melamba, Basrin dkk. 2011. Kota Lama Kota Baru Kendari. Yogyakarta: Teras.

Melamba, Basrin dkk. 2013. Tolaki, Sejarah, Identitas, Dan Kebudayaan. Yogyakarta: Lukita.

Oka. Cokorda Istri. 1989. Menhir di Pura Batu Lantang, Petang. Pertemuan Ilmiah Arkeologi V. Yogyakarta, 4-7 Juli. Hlm. 24-52.

Prasetyo, Bagyo dkk. 2004. Religi Pada Masyarakat Prasejarah Di Indonesia. Jakarta: Proyek Penelitian Dan Pengembangan Arkeologi.

Prasetyo, Bagyo. 2008. Penempatan Benda-Benda Megalitik Kawasan Lembah lyang-ljen Kabupaten Bondowoso dan Jember, Jawa Timur. Disertasi. UI. Depok.

Pasaribu, Yosua Adrian. 2010. Penempatan Benda-Benda Megalitik Pada Situs Gede Cengkuk, Sukabumi, Jawa Barat: Sebuah Kajian keruangan Skala-Mikro. Skripsi: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Program Studi Arkeologi. Depok.

Prasetyo. Bagyo. 2013. Persebaran Bentuk-Bentuk Megalitik Indonesia: Sebuah Pendekatan Kawasan. Kalpataru, Vol. 22 (2), 89-100.

Prasetyo, Bagyo. 2015. Megalitik, Fenomena Yang Berkembang Di Indonesia. Yogyakarta: Galang Press.

Prasetyo, Bagyo. 2016. Peninggalan Megalitik Di Wilayah Perbatasan Kalimantan: Kontak Budaya Antara Kepulauan Indonesia Dan Serawak. Kalpataru, Vol. 25 (2), 75-86.

Soejono. R.P. 1976. Tinjauan Tentang Pengkerangkaan Prasejarah Indonesia. Aspek-Aspek Arkeologi Indonesia, No. 5.

Soejono, R.P. (ed). 1984. Sejarah Nasional Indonesia 1. Jakarta: Balai Pustaka.

Sukendar, Haris. 1977. Tinjauan Tentang Peninggalan Tradisi Megalitik Di Daerah Sulawesi Tengah. Pertemuan Ilmiah Arkeologi I. Cibulan, 21-25 Februari. Hlm. 61-82.

Sukendar, Haris. 1983. Peranan Menhir Dalam Masyarakat Prasejarah Di Indonesia. Pertemuan Ilmiah Arkeologi III. Ciloto, 23-28 Mei. Hlm. 92-108.

Sukendar, Haris. 1985. Peninggalan Tradisi Megalitik Di Daerah Cianjur, Jawa Barat. Jakarta: P.T. Abadi.

Suryanto, Diman. 1989. Tradisi Megalitik di Asia Tenggara: Kajian Tentang Fungsi Masa Lalu dan Kini. Pertemuan Ilmiah Arkeologi V. Yogyakarta, 4-7 Juli. Hlm. 14-28.

Sukendar, Haris. 1996. Album Tradisi Megalitik Di Indonesia. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Saptono, Nanang. 2012. Jejak Tradisi Megalitik Dalam Masyarakat Hulu Way Pengubuhan, Lampung. Purbawidya, 1 (1), Hlm. 41-60.

Utomo, Danang Wahyu. 2000. Pengaruh Tradisi dan Simbol Megalitik Pada Makam Kuna Islam Di Sulawesi Selatan. WalennaE, III (5), 13-28.

Wiradnyana, Ketut. 2009. Makna Dalam Gelar: Upaya Memudahkan Memahami Megalitik Nias. Naditira Widya, Vol 3 (2) 159-166.

Yondri, Lutfi. 1996. Perkembangan Budaya Megalitik Di Indonesia. Purbawidya, 4 November, 38-44.