SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA (History of Rat Sran King of Kaimana)

Main Article Content

Desy Polla Usmany

Abstract

Kaimana kingdom led by the Rat Sr10an, means King of Sran or King of Commission. Initially this kingdom exists enough, but gradually fading effect, even more memorable. This article departs from the research that aims to describe the genesis of the King Sran, government and powers of the period before the entry of the Netherlands until the time of Dutch rule. The study revealed that the historical method Sran kingdom was established in 1309. The first named of Rat Sran king is Imaga who hold Nati Patimunin I. This kingdom migrate three times, namely from Patimunin, Adi Island, and the city of Kaimana. Sran kingdom until 1440 been progressing quite rapidly, but subsequently degraded power due to the inclusion of Tidore, a conflict between the royal family, as well as changes in the system of government after the entry of the Dutch government.



ABSTRAK

Kerajaan Kaimana dipimpin oleh Rat Sran, berarti Raja Sran atau Raja Komisi. Awalnya kerajaan ini cukup eksis, namun lambat laun memudar pengaruhnya, bahkan semakin terlupakan. Artikel ini berangkat dari penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan kembali asal usul Raja Sran, pemerintahan serta kekuasaannya dari masa sebelum masuknya Belanda hingga masa pemerintahan Belanda. Penelitian dengan metode sejarah mengungkapkan bahwa Kerajaan Sran berdiri tahun 1309. Raja pertama bernama Imaga yang bergelar Rat Sran Nati Patimunin I. Kerajaan ini berpindah tempat sebanyak tiga kali, yaitu dari Patimunin, Pulau Adi, dan Kota Kaimana. Kerajaan Sran hingga tahun 1440 mengalami perkembangan cukup pesat, namun selanjutnya mengalami degradasi kekuasaan akibat masuknya Tidore, konflik diantara keluarga kerajaan, serta perubahan sistim pemerintahan setelah masuknya pemerintah Belanda.

Article Details

How to Cite
Usmany, D. P. (2017). SEJARAH RAT SRAN RAJA KOMISI KAIMANA (History of Rat Sran King of Kaimana). Jurnal Penelitian Arkeologi Papua Dan Papua Barat, 6(1), 85-92. https://doi.org/10.24832/papua.v6i1.45
Section
Articles

References

Goodman, Thomas. 2002. Pemimpin-pemimpin dari Papua dan Seram Timur SepanjangAwal Periode Modern (17TH - 18TH Berabad-abad). Departemen Sejarah University Manoa Hawaii.

Kamma, Freerk. 1981. Ajaib di Mata Kita. Seri Gereja, Agama dan kebudayaan Indonesia, BPK Gunung Mulia, diterjemahkan oleh Koesalah Soebagyo Toer dan dr.Th.van den End.

Koentjaraningrat. 1992. Irian Jaya Membangun Masyarakat Majemuk. Jakarta: Djambatan

Mansoben Johzua Robert. 1995. Sistim Politik Tradisional di Irian Jaya. Jakarta: LIPI-RUL.

Notosusanto, Nugroho. Masalah Penelitian Sejarah Kontemporer. Jakarta: Yayasan Idayu, Jakarta.

Onim, J.F. 2006. Islam dan Kristen di Tanah Papua. Bandung: Jurnal Info Media.

Renaisance Nusantara Edisi Raja Sran Kaimana VIII, 2009, Badan silaturahmi Nasional Raja dan Sultan Nusantara.

Swartz Marc, Victor W. Turner dan Arthur Tuden. 1966. Political anthropolog. Chicago: Aldine.

ANRI:

A.L. Vink, "Memorie-(Vervolg) van Overgave van de (Onder)Afdeeling West Nieuw Guinea, 1932”, J. Miedema dan W.A.L. Stokhof, Irian Jaya Source Materials No. 3 Series A-No. 2: Memories van Overgave van de Afdeeling West Nieuw Guinea (Leiden: DSALCUL/IRIS, 1992),

L.L.A. Maurenbrecher, "Memorie van Overgave van de Afdeeling West Nieuw Guinea, Fakfak, 1953”